Pernahkan Anda mendapatkan sebuah email mencurigakan bahkan bernada semacam perintah / ancaman, yang alamat pengirimnya mirip seperti alamat domain Anda sendiri? Situasi seperti itu sering terjadi karena praktik yang disebut “email spoofing.”
Email spoofing adalah ketika seseorang memalsukan alamat email pengirim agar terlihat seperti berasal dari domain yang sama dengan yang Anda kenal.
Ini bisa dilakukan dengan relatif mudah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan tujuan meretas email kita dan mendapatkan informasi pribadi penting lainnya.
Bagi Anda yang masih awam tentang apa itu email spoofing, penjelasan berikut semoga bisa membantu. Silakan disimak…
Pengertian Email Spoofing
Dilansir dari Wikipedia:
Email spoofing adalah pembuatan pesan email dengan alamat pengirim yang dipalsukan. Istilah ini digunakan untuk email yang mengaku berasal dari alamat yang sebenarnya bukan milik pengirimnya; email yang dikirim sebagai balasan ke alamat tersebut mungkin terpantul atau dikirimkan kepada pihak yang tidak terkait yang identitasnya telah dipalsukan.
~ Wikipedia on Email Spoofing
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan spoofing:
- Penggunaan Alamat Email Palsu: Penyerang dapat menggunakan layanan email yang memungkinkan mereka mengubah alamat pengirim. Mereka bisa saja menggunakan alamat yang terlihat sama dengan domain milik Anda.
- Pemalsuan Header Email: Header email dapat dimanipulasi untuk membuatnya terlihat seperti email berasal dari domain yang sama dengan milik Anda. Namun, ini hanya tampak pada bagian header dan bukan alamat sebenarnya.
- Teknik Phishing: Dalam upaya phishing, penyerang mungkin mencoba membuat email mereka terlihat meyakinkan dengan mengandalkan pemalsuan alamat email agar terlihat sah dan mengirim pesan untuk mendapatkan informasi pribadi atau sensitif.
Apa Tujuan Email Spoofing?
Tujuan utama dari email spoofing adalah untuk menipu penerima agar percaya bahwa pesan yang mereka terima adalah dari sumber yang tepercaya atau dikenal, sehingga mereka melakukan tindakan tertentu yang merugikan, seperti memberikan informasi pribadi atau keuangan, membuka lampiran berbahaya, atau mengklik tautan yang merugikan.
Lebih rincinya, email spoofing dilakukan dengan beberapa tujuan berikut:
- Phishing: Penyerang menggunakan teknik spoofing untuk membuat email terlihat seperti berasal dari sumber tepercaya, seperti perusahaan atau orang yang dikenal, dengan harapan agar penerima email tersebut mengklik tautan yang mengarah ke situs palsu atau memberikan informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi keuangan.
- Distribusi Malware: Email spoofing juga bisa menjadi cara untuk menyebarkan malware. Penyerang dapat memalsukan alamat email untuk mengirimkan lampiran berbahaya atau tautan yang mengarah ke situs yang mengunduh perangkat lunak berbahaya ke perangkat penerima.
- Spamming: Beberapa pelaku spam menggunakan teknik spoofing untuk menghindari sistem deteksi spam. Dengan memalsukan alamat pengirim, mereka mencoba melewati filter anti-spam dan mengirim pesan berlebihan yang seringkali tidak diinginkan.
- Serangan terhadap Organisasi: Dalam beberapa kasus, email spoofing dapat digunakan sebagai salah satu tahap dalam serangkaian serangan terhadap organisasi, seperti serangan perusakan, pencurian data, atau mencari akses yang tidak sah ke sistem.
Cara Mencegah Email Spoofing
Untuk mengurangi risiko spoofing dan serangan phishing, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Penggunaan SPF, DKIM, dan DMARC: Mengonfigurasi kebijakan SPF (Sender Policy Framework), DKIM (DomainKeys Identified Mail), dan DMARC (Domain-based Message Authentication, Reporting, and Conformance) pada domain email dapat membantu dalam mengautentikasi email yang sah dan memeriksa email yang palsu.
- Update Pengetahuan Keamanan Berinternet: Perbarui pengetahuan tentang “internet safe” agar kita makin mudah mengenali email yang mencurigakan, tidak membuka lampiran atau mengklik tautan dari email yang tidak dikenal atau mencurigakan.
- Penggunaan Layanan Keamanan Email: Gunakan layanan keamanan email yang memfilter email yang mencurigakan atau berpotensi berbahaya sebelum sampai ke kotak masuk pengguna.
Untuk itu, penting senantiasa mengingatkan diri sendiri agar waspada terhadap email yang mencurigakan dan memverifikasi keaslian pesan sebelum memberikan informasi sensitif atau melakukan tindakan tertentu yang diminta dalam email tersebut.
Kesimpulan, Selalu Waspada Ya..
Cara terbaik untuk tetap terhindar dari kejahatan cyber via email, adalah mawas diri.
Meskipun kita sudah menerapkan banyak cara dan langkah-langkah seperti yang sudah dijelaskan, proses identifikasi email spoofing bisa menjadi sulit karena penyerang terkadang menggunakan teknik yang canggih.
Jadi, jika Anda ragu atau curiga terhadap legitimasi suatu email, lebih baik untuk menghubungi pihak yang bersangkutan secara langsung atau memverifikasi melalui saluran resmi mereka. Alternatifnya, bisa juga diskusikan dengan pihak provider email yang Anda gunakan.
Segitu dulu, semoga bermanfaat 🙂